Jumat, 08 April 2011

Arsitek IDEALIS dan KOMERSIL...?!!

Arsitek idealis dan Arsitek komersil


Pilih yang mana? Atau mau jadi dua dua nya?
Bisa ga mengkotak – kotakkan arsitek yang ini komersil atau arsitek yang itu idealis?
Pada kenyataannya istilah idealis dan komersil itu sendiri masih “belum bisa ditegaskan”
Idealis….. mungkin pendapat yang paling mendekati istilah ini adalah : profesi arsitek = pelayanan, maksudnya? Dalam membangun sebuah karya tidak hanya memikirkan klien (baca:keuntungan pribadi) tetapi juga memikirkan dampak karya yang dibangun bagi kepentingan umum dan lingkungan sekitar, sehingga dalam benak arsitek yang ini sering terngiang kata – kata: sustainable, green architecture, d k k.
Komersil…..pendapat yang sering kali muncul adalah : profesi arsitek = duit, jadi entah bagaimana caranya: klien puas, dapat keuntungan, sesuai selera pasar… tapi ngga “sustainable” sedikit ga papa lah, ga “green” ga papa lah, yang penting klien senang rumahnya bisa ngikuti trend, bisa ngikuti selera pasar, arsitek puas klien puas.
Terus kalau arsitek yang idealis tadi, yang katanya dah memikirkan lingkungan sekitar, bangunannya green, sustainable, ga merusak lingkungan, dapat bayaran atas hasil kerja kerasnya, bisa ga dia langsung dibilang sebagai arsitek komersil? Padahal yang katanya idealis tadi kan ngga mencari uang tapi dia toh layak dapat uang atas hasil kerja kerasnya?
Sebaliknya kalau ada arsitek yang katanya komersil tadi, mengerjakan proyek dengan sepenuh hatinya, sampai dah menimbang – nimbang untung rugi bagi lingkungannya, terus secara ga sadar karyanya jadi sustainable, jadi berguna bagi lingkungan sekitar….. dia jadi arsitek yang idealis dong?
Kenyataan yang terjadi dalam dunia arsitektur: dalam membangun karyanya, seorang arsitek pasti menyeimbangkan sisi idealis dan sisi komersilnya, contoh kasus: dalam sebuah rumah ada kamar pembantu ukurannya pas – pas an. Sebelumnya, kliennya ternyata malah minta ga ada kamar pembantu sama sekali, tapi arsiteknya memperjuangkan tetap ada kamar pembantu, jadi deh ada kamar pembantu tapi mungkin agak sempit soalnya di “paksa – paksa” in masuk denah.
Arsitek adalah profesi dan profesi berarti mencari uang, mencari uang berarti ada sesuatu yang bisa di komersilkan, apa lagi yang bisa dikomersilkan dari seorang arsitek kalau bukan karyanya?
Bisa dikatakan kalau jadi arsitek yang bener – bener “idealis” mungkin ya ga makan, sehingga kenyataan di lapangan adalah seperti “kasus kamar pembantu” di atas. Tapi apakah ini berarti arsitek menjual keidealisannnya? NGGA, keidealisan adalah bagian dari diri arsitek tersebut, jadi ngga mungkin dong menjual sesuatu yang merupakan bagian dari dirinya sendiri.
Ngga ada yang salah dengan menjadi (katanya) “komersil” seperti pendapat orang orang, toh ga merugikan siapa – siapa





_Archblog_



5 komentar:

  1. masuk akal juga...
    hahahha......

    BalasHapus
  2. Umm, aku kok kurang setuju ya... Masa arsitek idealis g boleh dapet uang. Klo itu sesuai dg kualitasnya dia menurutku uang itu imbalan dan bukan kekomersilan.

    Trus untuk statement terakhir...Ngga ada salahnya komersil toh tidak merugikan siapa-siapa. Pertanyaannya : Yakin? (*padahal di paragraf awal bilang klo komersil = g sustainable dsb)

    Bagaimana komentar kalian?

    BalasHapus
  3. wahh,,,ikut nimbrung deh,,,wakakaka..
    sekalian mungkin bantu nanggepi yg di atas...
    klo menurutku sih bole2 aja,,,,
    mungkin salah penggunaan kata aja...
    maksdnya mungkin identik...
    identik kan tidak harus...
    hehehhee...
    identik ga sama dengan (=)
    hehehehe
    gitu kalii yakkk

    BalasHapus
  4. kalo ak nangkepnya sih sebenarnya g ada yang namanya arstek idealis ato komersil :),karen disatu sisi arsitek melakukan keduanya

    BalasHapus